Ngeri dengan bayang-bayang belajar
Matematika atau belajar berhitung atau sering disingkat “Maths” (British)?!
Biar tambah semangat mari kita
baca tulisan di bawah ini tentang pentingnya belajar Matematika dengan cara
yang menyenangkan, juga pentingnya Matematika bagi pertumbuhan kecerdasan dan
keseimbangan perkembangan otak kita.
Anak yang senang pelajaran berhitung, kata
seorang psikolog, cenderung memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan
anak-anak yang kurang berminat mengikuti dan memahami angka-angka.
“Mereka yang mempelajari mental aritmatika, yaitu penguasaan cara berhitung
dengan menggunakan alat bantu akan lebih pandai berhitung, memiliki daya
konsentrasi, daya ingat, dan daya kreaksi yang tinggi,” ujar Dr. Seto Mulyadi
dalam suatu seminar di Jakarta.
Apakah mental aritmatika? Kosa kata ini
berasal dari bahasa Inggris “Mental Arithmetics”. Dahulu orang biasa
menyebutnya sebagai berhitung di luar kepala atau mencongak, dalam bahasa
indonesianya, atau matematika dalam bahasa serapan untuk dunia pendidikan.
Kata Kak Seto, seorang Ahli psikologi dan perkembangan anak
di Indonesia, anak yang senang berhitung cenderung mempunyai rasa percaya diri
serta logika berpikir yang jernih. Kreativitas anak akan lebih terdorong dan
muncul dengan mempelajari dan menguasai mental aritmatika. Namun, tambah
pengelola lembaga pendidikan Yayasan Mutiara Indonesia itu, pembelajaran mental
aritmatika ini harus disampaikan dalam suasana belajar yang menyenangkan.
Sebagaimana konsep cara belajar untuk anak-anak “Learning Through Play”, atau “Belajar
sambil bermain”yang sekarang mulai menyebar diterapkan di dunia pendidikan
anak-anak. Konsep ini juga diterapkan di Early Years Foundation Stage (EYFS)
Principles, sistem pendidikan anak usia dini sampai tingkat primary di United
Kingdom ini. Adik-adik yang sudah masuk sekolah disini pasti mengalami sistem
pembelajaran diatas. Bagaimana rasanya? Menyenangkan kan?
Begitu juga tentang belajar mental
aritmatika atau matematika. Kita bisa mengubahnya dg cara yang lebih
menyenangkan.
Menurut pengamat pendidikan,
Drs Andreas Chang MBA, metoda belajar mental aritmatika adalah penguasaan cara
berhitung dengan menggunakan alat bantu diikuti suasana belajar sambil bermain
yang menyenangkan bagi anak. “Salah satu alat bantu yang banyak dipakai adalah
alat tradisional dari Cina, Korea, dan Jepang, yakni sempoa (di Indonesia
sering disebut alat berhitung Cina). Metoda seperti itu terbukti membantu anak
dapat menguasai berhitung secara cepat dan mudah”, kata Andreas yang juga
Pimpinan AMMA (Abacus Mutated Mental Arithmetic) Indonesia, sebuah cabang
waralaba pendidikan luar sekolah yang berpusat di Singapura.
Satu lagi metode yang dipakai sekarang di
Indonesia yang tidak kalah seru dan mengasyikkan, yaitu metode berhitung dengan
menggunakan jari atau disebut dengan “Jarimatika”. Saya pribadi (penulis) mulai
menerapkan system ini di anak pertama saya yang berusia 5 tahun, dan
Alhamdulillah sudah mulai kelihatan hasilnya. Dia pun juga tidak merasa stress
dengan tekanan dalam belajar hitung-hitungan dan juga cepat bosan, karena dulu
biasanya saya memakai objek-objek tertentu untuk mengajari anak saya berhitung.
Mental Aritmatika sangat bermanfaat untuk
mengoptimalkan otak kanan (Teori Quantum Learning). Kita ketahui
bersama, sistem pendidikan formal di Indonesia sampai sekarang mayoritas lebih mendukung
dalam usaha pengoptimalan otak kiri, terutama berupa hafalan. Padahal otak
kanan memuat potensi kreativitas yang menunjang pertumbuhan sistem kecerdasan
dalam otak anak-anak. Karenanya, system pendidikan yang memfasilitasi
perkembangan kedua belah otak secara seimbang harus di kembangkan secara
optimal.
Dan alhamdulillah, akhir-akhir ini sudah banyak bermunculan sekolah-sekolah baru yang mengadopsi sistem diatas di banyak daerah di Indonesia.
Dan alhamdulillah, akhir-akhir ini sudah banyak bermunculan sekolah-sekolah baru yang mengadopsi sistem diatas di banyak daerah di Indonesia.
Sumber: bluehanin.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar