KLASIFIKASI
ANAK TUNAGRAHITA
Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda
demikian juga dengan anak tunagrahita, maka untuk kepentingan pendidikannya,
pengelompokkan anak tunagrahita sangat diperlukan. Pengelompokkan itu
berdasarkan berat ringannya ketunaan, atas dasar itu anak tungrahita dapat
dikelompokkan.
- Tunagrahita
Ringan (Debil)
Anak tunagrahita ringan pada
umumnya tampang atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak normal lainnya,
mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Mereka juga termasuk kelompok
mampu didik, mereka masih bisa dididik (diajarkan) membaca, menulis dan
berhitung, anak tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan
setingkat kelas IV SD Umum.
- Tunagrahita
Sedang atau Imbesil
Anak tunagrahita sedang termasuk
kelompok latih. Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi ada
sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik normal. Kelompok ini mempunyai
IQ antara 30 s/d 50. Mereka biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat ke;las
II SD Umum.
- Tunagrahita
Berat atau Idiot
Kelompok ini termasuk yang sangat
rendah intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara akademis. Anak
tunagrahita berat termasuk kelompok mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30
kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang lain.
KARAKTERISTIK ANAK TUNAGRAHITA
Karakteristik
atau ciri-ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :
- Fisik
(Penampilan)
Ø Hampir
sama dengan anak normal
Ø Kematangan
motorik lambat
Ø Koordinasi
gerak kurang
Ø Anak
tunagrahita berat dapat kelihatan
- Intelektual
Ø Sulit
mempelajari hal-hal akademik.
Ø Anak
tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia
12 tahun dengan IQ antara 50 – 70.
Ø Anak
tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia
7, 8 tahun IQ antara 30 – 50
Ø Anak
tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal usia 3 – 4 tahun,
dengan IQ 30 ke bawah.
- Sosial
dan Emosi
Ø Bergaul
dengan anak yang lebih muda.
Ø Suka
menyendiri
Ø Mudah
dipengaruhi
Ø Kurang
dinamis
Ø Kurang
pertimbangan/kontrol diri
Ø Kurang
konsentrasi
Ø Mudah
dipengaruhi
Ø Tidak
dapat memimpin dirinya maupun orang lain.
F. PENDIDIKAN ANAK
TUNAGRAHITA
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 bahwa
setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Demikian halnya dengan
anak tunagrahita berhak untuk mendapatkan pendidikan. Sekolah-sekolah untuk
melayani pendidikan anak luarbiasa (tunagrahita) yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB)
atau sekolah berkebutuhan khusus.
Sekolah
untuk anak luar biasa terdiri dari :
- SLB
– A untuk anak Tunanetra
- SLB
– B untuk anak Tunarungu
- SLB
– C untuk anak Tunagrahita
- SLB
– D untuk anak Tunadaksa
- SLB
– E untuk anak Tunalaras
- SLB
– F untuk anak Berbakat
- SLB
– G untuk anak cacat ganda
Sekolah
Luar Biasa untuk anak tunagrahita dibedakan menjadi :
- SLB
– Cuntuk Tunagrahita ringan
- SLB
– C1untuk Tunagrahita sedang
Untuk
Tunagrahita berat biasanya berbentuk panti plus asramanya
Anak tunagrahita memiliki kebutuhan khusus untuk
mengoptimalkan pencapaian potensinya. Kebutuhan khusus anak
tunagrahita ringan menurut Astati dan Mulyati (2010:26) bahwa
kebutuhan khusus anak tunagrahita ringan adalah :
- Kebutuhan dalam Layanan Pembelajaran. Anak-anak tunagrahita
memiliki potensi dalam belajar dan erat kaitannya dengan berat dan
ringannya ketunagrahitaan. Kebutuhan khusus yang dimaksud adalah: a)
Kebutuhan layanan pengajaran yang sama dengan siswa lainnya. Mereka hanya
membutuhkan tambahan pengertian guru dan teman-temannya, tambahan waktu
untuk mempelajari sesuatu. b) Kebutuhan layanan pembelajaran yang
sangat khusus. Merka membutuhkan layanan, seperti: program stimulasi dan
intervensi dini meliputi: terapi bermain, okupasi, terapi bicara, kemampuan
memelihara diri dan belajar akademik.
- Kebutuhan Akan Penciptaan Lingkungan
Belajar. Mereka membutuhkan lingkungan belajar seperti pengaturan
tempat duduk yang disesuaikan kondisi anak-anak tunagrahita.
- Kebutuhan dalam Pengembangan Kemampuan Bina
Diri. Anak tunagrahita membutuhkan konteks dan orientasi cerita yang
dimulai dari hal yang konkrit kemudian ke hal abstrak.
- Kebutuhan dalam Pengembangan Kemampuan Sosial dan
Emosi. Dalam hal berinteraksi membutuhkan hal-hal kebutuhan untuk
merasa menjadi bagian dari yang lain, kebutuhan untuk menemukan
perlindungan dari label yang negatif, kebutuhan akan kenyamanan sosial,
dan kebutuhan untuk menghilangkan kebosanan dengan adanya stimulasi
sosial.
- Kebutuhan dalam Pengembangan Kemampuan Keterampilan.
Beberapa keunggulan tunagrahita yang akan membawa mereka pada
hubungannya dengan orang lain, meliputi: (a) spontanitas yang wajar dan
positif, (b) kecenderungan untuk merespon orang lain dengan baik dan
hangat, (c) kecenderungan merespon pada orang lain dengan jujur, dan (d) kecenderungan
untuk mempercayai orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar