Minggu, 28 Oktober 2012

“LIRIH”


Cerpen
Karya: Eka Kusumah Wardhani

“Huh ……………. Cape banget mana medan tempur masih jauh!!!”
Dira kelelahan.
“Jangan lebai deh Dir, pakai kata medan tempur segala, resiko, pake maksa mau ke rumahku” Suzan menggerutu.
“San…..nanti di rumah kamu, harus ada makanan banyak ya!!!” Pinta Ajeng.
“Kalau ada”
Tujuh orang sahabat itu nampak kelelahan. Romy dan Cacha maju di depan sebagai pemandu jalan menuju rumah Suzan. Sedangkan lima sahabatnya dengan santai jalan masih dibelakang.
“Alhamdulillah, akhirnya tiba juga!!!” Romy sangat kelelahan dengan bedak yang luntur, kacamata yang sudah “aneh” letaknya dan rambut yang …..oh no!!!.
“Ya…..Mi, sampai juga disini. Welcome to …..!!!” Cacha sambil selodoran.
“Welcome apa Cha welcome to Suzan house” ejek Suzan.
Rumah Suzan adalah tempat nongkrong favorit tujuh orang sahabat ini. Anak-anak SMA-SMA negeri populer tongkrongan mereka kalau bukan café jelas mall. Tapi, meski perjalanannya jauh tujuh orang sahabat ini maksa harus ke rumah Suzan. Secara siapa yang mau nolak disini pemandangannya bagus tentunya makanan dari yang empunya rumah enak-enak.
Acara ngumpul mereka dibuka dengan nonton TV dan radio. Aneh, nggak cukup apa nonton TV saja. Dasar gadis sekarang!!!. Acara mereka selanjutnya makan plus gosip, gosip, gosip, dan selalu gosip. Niatnya sih mereka mau mengerjakan PR sekolah. Tapi, prakteknya hanya Dira, Ajeng, dan Suzan yang ngerjain PR mereka.
“Udah…..ah. Urusan orang lain juga, dipikirin amat!!!” Ajeng yang merasa bosan mendengar gosip teman sekelas mereka yang di “gencet” kakak kelas.
“Ya…..lah kita cari topik lain !!!” Sisi, setuju
“Topik gosip lainnya gitu” ejek Intan, sontak semua tertawa.

*    *    *    *
Akhirnya bel tanda istirahat berbunyi. Tujuh orang sahabat yang sudah gundah gulana karena kelaperan itu, gembira.
“My ………..ini bindernya kemarin aku nulis banyak!!!” Dira, sambil memberikan binder kepada Romy. Ya binder Romy adalah tempat curhat ketujuh sahabat kompak itu.
“Oh…………..bagus ntar aku ada kerjaan baca curhaan orang!!!”
“Oh…..ya Dir, Suzan ma anak-anak masih di kantin kan?!”
“Iya, emang kenapa?!!?” Dira penasaran.
“Suzan bentar lagi ulang tahun, Sabtu depan, minggu ini!!”
Romy semangat
“Oh …..iya nanti aku kasih tahu anak-anak lain!!!”
Sabtu ini Suzan ulang tahun kebetulan sekolah mereka lebih tepatnya kelas mereka, ada tes renang Sabtu ini. Kesempatan ini mereka manfaatkan untuk menjaili Suzan. Mereka begitu sadisnya mendorong Suzan ke kolam renang padahal mereka sendiri tahu Suzan tidak bisa berenang. Yang paling sadis Dira, baru saja Suzan naik, langsung didorong kembali ke kolam.
“Eh….emh….ook…..tolong!!!” pinta Suzan setengah tenggelam. Enam sahabatnya panik Romy langsung terjun memberi pertolongan.
“Udah jangan nangis, pindah yuk ke bagian pantai!!” Pinta Romy setelah menolong Suzan.
“Nggak ah ……….takut”
“Tenang aja !!!”
Disana Suzan ditampar, dicubit, dan dipeluk sambil mengucapkan selamat ulang tahun dari Romy kepada Suzan. Hari itu hari yang sangat istimewa, meskipun keenam sahabatnya jail minta ampun. Tapi, Suzan mendapat kado manis, mereka juga begitu sayang pada Suzan. Kasih sayang tidak dapat digambarkan indahnya.
Tujuh orang sahabat itu sangat kompak dalam segala hal. Meskipun latar belakang mereka berbeda, tapi mereka saling mengisi. Banyak orang kakak kelas, adik kelas, teman sekelas, supir angkot, pedagang nyaman bersama tujuh orang sahabat itu. Karena mereka sangat mudah bergaul. Supel. Akh….indah.

*    *    *    *
Awal bulan Desember ini, Romy ulang tahun. Keenam sahabatnya merencanakan akan membuat kejutan untuk Romy. Dira sahabat yang paling dekat dengan Romy. Kali ini bertindak sebagai kapten dalam “penyerangan” ulang tahun Romy. Dia meminta Andi pacar Romy untuk turut ikut serta dalam acara itu. STOP!! Jangan berpikir kemana-mana Romy pacar Andi emang terasa janggal, tenang nama boleh laki-laki tapi fisik dan sifat perempuan, itulah Romy.
Rencana pulang sekolah, Romy akan diguyur oleh enam sahabatnya ditambah sahabat Andi.
“San, ntar kamu ajak dia ke toilet terus guyur dia, Cacha sama Sisi bagian taburin terigu, Ajeng sama Intan bagian nyiramin air kotor. Selebihnya ide Andi Ok!!!”
Dira dengan tegas memberikan instruksi
“Sip…………..!!!”
Acara berhasil Romy basah kuyup. Tapi suprizennya belum selesai seperti kejutan ulang tahun Suzan dulu. Kebetulan ada acara di rumah Romy. Kali ini keenam sahabatnya sengaja menyembunyikan kado ulang tahun untuk Romy dibawah bantal tempat tidurnya.
Romy punya peran penting dalam persahabatan yang mereka jalin. Dia adalah penetralisir diantara perbedaan-perbedaan sahabatnya. Bagi Dira sendiri Romy begitu berkesan dia sahabat yang sangat, sangat baik, perhatian. Romy pernah berkata saat Dira ada masalah “Dir, jangan nangis, cerita dong!!! kalau kamu nangis, Romy juga nangis!!!”
Begitu pada Suzan, Romy adalah sahabat paling gokil, paling baik. Ajeng mereka sangat dekat setiap hari Ajeng selalu mampir ke rumah Romy untuk berangkat sekolah bersama. Romy tempat ngobrol yang asyik. Sedangkan bagi Cacha, karena mereka berdua itu sangat suka main, Romy adalah teman main yang seru. Begitupun bagi Sisi dan Intan.
Pernah suatu hari Intan bertanya apakah diwajahnya ada noda. Apa kata Romy!!!
“Mi, dimuka Intan nggak ada apa-apa kan?!?!” Intan bertanya.
Ada…..ada alis, mata, hidung, bibir. Lengkap koq!!!” ujar Romy.
“Ih…..bukan itu, muka Intan kotor nggak?!?!”
“Nggak, tapi sayang Tan dimuka kamu ada tepatnya dibagian mata ada permata tuh!!!”
“Sialan……………to the point aja lagi”

*    *    *    *
Sepuluh hari yang lalu tujuh orang sahabat ini baru saja merayakan hari “jadinya” mereka tepatnya 3 April. Acara perayaannya sederhana. Di acara tersebut Dira sengaja membuat sebuah desain tanda persahabatan berupa gambar kupu-kupu disamarkan dan bermahkota. Itu diambil berdasarkan kesukaan tujuh orang sahabat ini pada kupu-kupu. Terutama kupu-kupu paling cantik penghuni syurga Amathonte. Entah apa gerangan apa Romy pada hari itu orang paling aneh, dia memakai baju pink, padahal semua tahu dia sangat anti pink. Dan tahukah !!! dia orang pertama yang menyantap hidangan perayaan. Meski malu diejek teman-temannya dia beranikan juga.
“Dir, ayo pulang!!!!” ajak Romy dan Cacha
“Duluan aja, aku mau ke warnet dulu bareng Suzan sama Ajeng!!!”
“Em………….kalau enggak disuruh cepet sama mama aku ikut !!!” ujar Cacha.
“Romy, cemberut aja dagang tutut, sambil kentut ya !!!”
Dira menggoda sahabatnya seraya mencubit dagunya. Romy pun tersenyum meski terlihat maksain. Selama seminggu setelah perayaan, sahabatnya merasa ada yang berbeda dengan Romy. Apalagi Dira dia orang yang paling dekat dengan Romy, orang yang paling tidak bisa dibohongi Romy.
*    *    *    *
Hari Rabu pun tiba, hari dimana Sekolah Bunga Bangsa tempat tujuh orang sahabat itu menuntut ilmu, mengikuti lomba upacara. Hanya Romy dan Suzan yang menjadi paduan suara. Seharusnya hari itu hari yang menyenangkan, karena mereka bisa main setelah lomba. Tapi justru sangat kacau.
“Dir, tadi aku lihat ada yang kecelakaan cowok-cewek pake motor, jaketnya itu kayak punya Romy!!!” Ajeng memberitahu apa yang dilihatnya saat berangkat sekolah.
“Dir, Romy kecelakaan sama adiknya, tabrakan dengan angkot!!!” Cacha yang baru saja datang panik memberitahu.
“Jadi Romy yang kecelakaan !!!” Dira yang sedang bersiap menjadi peserta lomba upacara terkejut.
“Dia berangkat dengan adiknya naik sepeda motor, aku mau bantu tapi takut!!!” ujar Cacha.
“Jangan panik ya, jangan nangis, tenang, do’ain aja semoga selamat. Aku, mau beritahu sepupunya dan Andi” pinta Dira meskipun hatinya sendiri gelisah.
Dira pun memberitahukan kejadian yang menimpa Romy kepada Wida sepupunya dan Andi. Tapi sayang, Andi waktu itu belum datang, sehingga Dira pun meminta Ridwan memberitahu Andi secepatnya. Dira kembali ke kelasnya, disana terdengar suara ribut.
“Tahu nggak Romy meniggal tadi pagi!!!” Eni yang baru saja datang memberi tahu dengan serius.
“Akh…..mana mungkin, tadi hanya kecelakaan!!!” Cacha tidak percaya.
“Iya…..emang kecelakaan, tapi kemudian meninggal!!!”
Sampai ada ketegangan antara Dira dan lima sahabatnya. Dira meminta lima sahabatnya untuk tenang dulu. Tapi semuanya malah panik. Semua seisi sekolah panik.
*    *    *    *
Lomba upacara pun berlangsung. Enam sahabat Romy pikirannya kacau. Entah kenapa saat pembacaan do’a Dira merasa ingin menangis, menjerit sejadi-jadinya. Akhirnya kepala sekolah SMA Bunga Bangsa sendiri yang mengklarifikasi kabar tersebut.
“Innalillahi wa inalillahi Rajiun telah meninggal sahabat……………”
Belum juga selesai sang bapak kepala sekolah memberitahu Dira sudah menangis. Dan, saat nama Romy disebut Dira menjerit, disusun Cacha dan empat sahabat lainnya. Semua civitas akademika SMA Bunga Bangsa berduka. Keenam sahabat Romy tak percaya sahabat yang disayangi mereka meninggal, meninggal dengan tragis.
Tuhan memang Maha Kuasa. Sebenarnya peristiwa kecelakaan Romy, sangat dekat keberadaan dengan sahabatnya. Pertama angkot yang dia tumpangi melewati jalan itu, kemudian beberapa meter setelahnya angkot yang ditumpangi Cacha, disusul dengan Ajeng yang diantarkan kakaknya dan Romy beserta Adam adiknya menyusul dan kecelakaan.

*    *    *    *
Sesampainya di rumah duka terasa berat kaki ke enam sahabatnya untuk melangkah. Disana Dira bertemu dengan Andi yang kelihatan sangat terpukul seperti dia.
“Dir, Romy masih di rumah sakit sedang diotopsi tunggu aja di rumah!!!”
“Oh !!!” entah mendengar atau tidak. Dira semakin berduka Andi begitu enteng menyebut nama Romy tanpa embel-embel almarhum.
Di rumah duka begitu kacau, Dira melihat sahabatnya menangis. Ayah Romy begitu terpukul kedua anaknya. Dinda paling kecil Romy begitu ceria dirumahnya ramai, dia tidak tahu kedua kakaknya telah meninggal.

*    *    *    *
Untuk pertama dan terakhir kalinya Dira mencium kening sahabatnya. Lima sahabatnya tak kuasa melihat jenazah Romy terbujur kaku. Meskipun fisik rusak Romy begitu manis dengan senyumnya. Saat jenazah akan disahalatkan, sahabatnya ikut menyolatkan. Kebetulan Dira bertemu Ida teman SMP yang juga sepupu Romy.
“Da, tahu nggak aku ma anak-anak nolak dia waktu Romy ngajak liburan ke aku, aku nyesel Da!!!” lirih Dira.
“Kami sekeluarga Sabtu besok ke Pangandaran, Dir!!!” Ida terisak-isak menangis!!!”
“Ya………..Allah !!!”
*    *    *    *
Hari berganti hari bulan berganti bulan. Sangat terasa ada yang kurang keenam sahabat Romy menjalankan hari kini tiada lagi, senyum sumringah seorang Romy, tatapan tajamnya, seorang yang selalu BT saat keenam sahabatnya menghayal akan sekolah Hog Wart Harry Potter. Kini tiada lagi sang Romy, takkan ada.
“Aku dan kalian juga tahu. Tanpa dia, kita akan susah untuk bersama, untuk kompak seperti dulu. Aku minta kita harus semangat, semangat menjalani hari demi sahabat kita Romy” pinta Cacha.
Tujuh sabahat yang kini tinggal berenam, berusaha dengan kuat menjaga persahabatan mereka. Meski, kesalahpahaman selalu datang. Banyak orang-orang baru menghiasi hari mereka. Entah sampai kapan persahabatan ini akan tetap terjalin. Mereka hanya berharap tidak seperti kupu-kupu hewan yang mereka sukai hidupnya begitu singkat, sangat singkat. Biarlah waktu yang menjawabnya.
Kenangan indah bersama Romy takkan pernah pergi, keenam sahabatnya menggoreskan bait puisi akrostik untuk mengenang Romy.
LIRIH

Riwayat hidupnya selalu dikenang
Orang takkan pernah melupakannya
Manisnya hati dan parasnya selalu diingat
Ya Tuhan mengapa Kau merenggutnya?
Antara senang dan sedih aku menghadapinya
Ragaku sadar, aku tak mungkin melihat bahu yang tegak itu
Inikah akhir dari segalanya?
Yang tak berakhir bahagia
Aku ingin dia tak pergi, namun Kau berkehendak lain
Nafasnya menjadi semangat bagiku dan lainnya menyambut hari esok
Tanpanya kami berusaha berdiri tegak walau terasa rapuh terpincang-pincang
Indah rasanya jika kami melihat dia, ditempat yang indah disisi-Mu
Tuhanku

               Nopember  2008
           Eka Kusumah Wardani
                   XII IPA 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar