Cerpen
Karya: Eka Kusumah Wardhani
“Huh ……………. Cape banget
mana medan
tempur masih jauh!!!”
Dira kelelahan.
“Jangan lebai deh Dir,
pakai kata medan
tempur segala, resiko, pake maksa mau ke rumahku” Suzan menggerutu.
“San…..nanti di
rumah kamu, harus ada makanan banyak ya!!!” Pinta Ajeng.
“Kalau ada”
Tujuh orang sahabat
itu nampak kelelahan. Romy dan Cacha maju di depan sebagai pemandu jalan menuju
rumah Suzan. Sedangkan lima
sahabatnya dengan santai jalan masih dibelakang.
“Alhamdulillah,
akhirnya tiba juga!!!” Romy sangat kelelahan dengan bedak yang luntur, kacamata
yang sudah “aneh” letaknya dan rambut yang …..oh no!!!.
“Ya…..Mi, sampai
juga disini. Welcome to …..!!!” Cacha sambil selodoran.
“Welcome apa Cha
welcome to Suzan house” ejek Suzan.
Rumah Suzan adalah
tempat nongkrong favorit tujuh orang sahabat ini. Anak-anak SMA-SMA negeri
populer tongkrongan mereka kalau bukan café jelas mall. Tapi, meski
perjalanannya jauh tujuh orang sahabat ini maksa harus ke rumah Suzan. Secara
siapa yang mau nolak disini pemandangannya bagus tentunya makanan dari yang
empunya rumah enak-enak.
Acara ngumpul mereka
dibuka dengan nonton TV dan radio. Aneh, nggak cukup apa nonton TV saja. Dasar
gadis sekarang!!!. Acara mereka selanjutnya makan plus gosip, gosip, gosip, dan
selalu gosip. Niatnya sih mereka mau mengerjakan PR sekolah. Tapi, prakteknya
hanya Dira, Ajeng, dan Suzan yang ngerjain PR mereka.
“Udah…..ah. Urusan
orang lain juga, dipikirin amat!!!” Ajeng yang merasa bosan mendengar gosip
teman sekelas mereka yang di “gencet” kakak kelas.
“Ya…..lah kita cari
topik lain !!!” Sisi, setuju
“Topik gosip lainnya
gitu” ejek Intan, sontak semua tertawa.
* *
* *
Akhirnya bel tanda
istirahat berbunyi. Tujuh orang sahabat yang sudah gundah gulana karena
kelaperan itu, gembira.
“My ………..ini bindernya
kemarin aku nulis banyak!!!” Dira, sambil memberikan binder kepada Romy. Ya
binder Romy adalah tempat curhat ketujuh sahabat kompak itu.
“Oh…………..bagus ntar
aku ada kerjaan baca curhaan orang!!!”
“Oh…..ya Dir, Suzan
ma anak-anak masih di kantin kan ?!”
“Iya, emang
kenapa?!!?” Dira penasaran.
“Suzan bentar lagi
ulang tahun, Sabtu depan, minggu ini!!”
Romy semangat
“Oh …..iya nanti aku
kasih tahu anak-anak lain!!!”
Sabtu ini Suzan
ulang tahun kebetulan sekolah mereka lebih tepatnya kelas mereka, ada tes renang
Sabtu ini. Kesempatan ini mereka manfaatkan untuk menjaili Suzan. Mereka begitu
sadisnya mendorong Suzan ke kolam renang padahal mereka sendiri tahu Suzan
tidak bisa berenang. Yang paling sadis Dira, baru saja Suzan naik, langsung
didorong kembali ke kolam.
“Eh….emh….ook…..tolong!!!”
pinta Suzan setengah tenggelam. Enam sahabatnya panik Romy langsung terjun
memberi pertolongan.
“Udah jangan nangis,
pindah yuk ke bagian pantai!!” Pinta Romy setelah menolong Suzan.
“Nggak ah ……….takut”
“Tenang aja !!!”
Disana Suzan
ditampar, dicubit, dan dipeluk sambil mengucapkan selamat ulang tahun dari Romy
kepada Suzan. Hari itu hari yang sangat istimewa, meskipun keenam sahabatnya
jail minta ampun. Tapi, Suzan mendapat kado manis, mereka juga begitu sayang
pada Suzan. Kasih sayang tidak dapat digambarkan indahnya.
Tujuh orang sahabat
itu sangat kompak dalam segala hal. Meskipun latar belakang mereka berbeda,
tapi mereka saling mengisi. Banyak orang kakak kelas, adik kelas, teman
sekelas, supir angkot, pedagang nyaman bersama tujuh orang sahabat itu. Karena
mereka sangat mudah bergaul. Supel. Akh….indah.
* *
* *
Awal bulan Desember
ini, Romy ulang tahun. Keenam sahabatnya merencanakan akan membuat kejutan
untuk Romy. Dira sahabat yang paling dekat dengan Romy. Kali ini bertindak
sebagai kapten dalam “penyerangan” ulang tahun Romy. Dia meminta Andi pacar
Romy untuk turut ikut serta dalam acara itu. STOP!! Jangan berpikir kemana-mana
Romy pacar Andi emang terasa janggal, tenang nama boleh laki-laki tapi fisik dan
sifat perempuan, itulah Romy.
Rencana pulang
sekolah, Romy akan diguyur oleh enam sahabatnya ditambah sahabat Andi.
“San, ntar kamu ajak
dia ke toilet terus guyur dia, Cacha sama Sisi bagian taburin terigu, Ajeng
sama Intan bagian nyiramin air kotor. Selebihnya ide Andi Ok!!!”
Dira dengan tegas
memberikan instruksi
“Sip…………..!!!”
Acara berhasil Romy
basah kuyup. Tapi suprizennya belum selesai seperti kejutan ulang tahun Suzan
dulu. Kebetulan ada acara di rumah Romy. Kali ini keenam sahabatnya sengaja
menyembunyikan kado ulang tahun untuk Romy dibawah bantal tempat tidurnya.
Romy punya peran
penting dalam persahabatan yang mereka jalin. Dia adalah penetralisir diantara
perbedaan-perbedaan sahabatnya. Bagi Dira sendiri Romy begitu berkesan dia
sahabat yang sangat, sangat baik, perhatian. Romy pernah berkata saat Dira ada
masalah “Dir, jangan nangis, cerita dong!!! kalau kamu nangis, Romy juga
nangis!!!”
Begitu pada Suzan,
Romy adalah sahabat paling gokil, paling baik. Ajeng mereka sangat dekat setiap
hari Ajeng selalu mampir ke rumah Romy untuk berangkat sekolah bersama. Romy
tempat ngobrol yang asyik. Sedangkan bagi Cacha, karena mereka berdua itu
sangat suka main, Romy adalah teman main yang seru. Begitupun bagi Sisi dan
Intan.
Pernah suatu hari
Intan bertanya apakah diwajahnya ada noda. Apa kata Romy!!!
“Mi, dimuka Intan
nggak ada apa-apa kan ?!?!”
Intan bertanya.
“Ada …..ada alis, mata, hidung, bibir. Lengkap
koq!!!” ujar Romy.
“Ih…..bukan itu,
muka Intan kotor nggak?!?!”
“Nggak, tapi sayang
Tan dimuka kamu ada tepatnya dibagian mata ada permata tuh!!!”
“Sialan……………to the
point aja lagi”
* *
* *
Sepuluh hari yang
lalu tujuh orang sahabat ini baru saja merayakan hari “jadinya” mereka tepatnya
3 April. Acara perayaannya sederhana. Di acara tersebut Dira sengaja membuat
sebuah desain tanda persahabatan berupa gambar kupu-kupu disamarkan dan
bermahkota. Itu diambil berdasarkan kesukaan tujuh orang sahabat ini pada
kupu-kupu. Terutama kupu-kupu paling cantik penghuni syurga Amathonte. Entah
apa gerangan apa Romy pada hari itu orang paling aneh, dia memakai baju pink,
padahal semua tahu dia sangat anti pink. Dan tahukah !!! dia orang pertama yang
menyantap hidangan perayaan. Meski malu diejek teman-temannya dia beranikan
juga.
“Dir, ayo
pulang!!!!” ajak Romy dan Cacha
“Duluan aja, aku mau
ke warnet dulu bareng Suzan sama Ajeng!!!”
“Em………….kalau enggak
disuruh cepet sama mama aku ikut !!!” ujar Cacha.
“Romy, cemberut aja
dagang tutut, sambil kentut ya !!!”
Dira menggoda
sahabatnya seraya mencubit dagunya. Romy pun tersenyum meski terlihat maksain.
Selama seminggu setelah perayaan, sahabatnya merasa ada yang berbeda dengan
Romy. Apalagi Dira dia orang yang paling dekat dengan Romy, orang yang paling
tidak bisa dibohongi Romy.
* *
* *
Hari Rabu pun tiba,
hari dimana Sekolah Bunga Bangsa tempat tujuh orang sahabat itu menuntut ilmu,
mengikuti lomba upacara. Hanya Romy dan Suzan yang menjadi paduan suara.
Seharusnya hari itu hari yang menyenangkan, karena mereka bisa main setelah
lomba. Tapi justru sangat kacau.
“Dir, tadi aku lihat
ada yang kecelakaan cowok-cewek pake motor, jaketnya itu kayak punya Romy!!!”
Ajeng memberitahu apa yang dilihatnya saat berangkat sekolah.
“Dir, Romy
kecelakaan sama adiknya, tabrakan dengan angkot!!!” Cacha yang baru saja datang
panik memberitahu.
“Jadi Romy yang
kecelakaan !!!” Dira yang sedang bersiap menjadi peserta lomba upacara
terkejut.
“Dia berangkat
dengan adiknya naik sepeda motor, aku mau bantu tapi takut!!!” ujar Cacha.
“Jangan panik ya,
jangan nangis, tenang, do’ain aja semoga selamat. Aku, mau beritahu sepupunya
dan Andi” pinta Dira meskipun hatinya sendiri gelisah.
Dira pun
memberitahukan kejadian yang menimpa Romy kepada Wida sepupunya dan Andi. Tapi
sayang, Andi waktu itu belum datang, sehingga Dira pun meminta Ridwan
memberitahu Andi secepatnya. Dira kembali ke kelasnya, disana terdengar suara
ribut.
“Tahu nggak Romy
meniggal tadi pagi!!!” Eni yang baru saja datang memberi tahu dengan serius.
“Akh…..mana mungkin,
tadi hanya kecelakaan!!!” Cacha tidak percaya.
“Iya…..emang
kecelakaan, tapi kemudian meninggal!!!”
Sampai ada
ketegangan antara Dira dan lima
sahabatnya. Dira meminta lima
sahabatnya untuk tenang dulu. Tapi semuanya malah panik. Semua seisi sekolah
panik.
* *
* *
Lomba upacara pun
berlangsung. Enam sahabat Romy pikirannya kacau. Entah kenapa saat pembacaan
do’a Dira merasa ingin menangis, menjerit sejadi-jadinya. Akhirnya kepala
sekolah SMA Bunga Bangsa sendiri yang mengklarifikasi kabar tersebut.
“Innalillahi wa
inalillahi Rajiun telah meninggal sahabat……………”
Belum juga selesai
sang bapak kepala sekolah memberitahu Dira sudah menangis. Dan, saat nama Romy
disebut Dira menjerit, disusun Cacha dan empat sahabat lainnya. Semua civitas
akademika SMA Bunga Bangsa berduka. Keenam sahabat Romy tak percaya sahabat
yang disayangi mereka meninggal, meninggal dengan tragis.
Tuhan memang Maha
Kuasa. Sebenarnya peristiwa kecelakaan Romy, sangat dekat keberadaan dengan
sahabatnya. Pertama angkot yang dia tumpangi melewati jalan itu, kemudian
beberapa meter setelahnya angkot yang ditumpangi Cacha, disusul dengan Ajeng
yang diantarkan kakaknya dan Romy beserta Adam adiknya menyusul dan kecelakaan.
* *
* *
Sesampainya di rumah
duka terasa berat kaki ke enam sahabatnya untuk melangkah. Disana Dira bertemu
dengan Andi yang kelihatan sangat terpukul seperti dia.
“Dir, Romy masih di
rumah sakit sedang diotopsi tunggu aja di rumah!!!”
“Oh !!!” entah
mendengar atau tidak. Dira semakin berduka Andi begitu enteng menyebut nama
Romy tanpa embel-embel almarhum.
Di rumah duka begitu
kacau, Dira melihat sahabatnya menangis. Ayah Romy begitu terpukul kedua
anaknya. Dinda paling kecil Romy begitu ceria dirumahnya ramai, dia tidak tahu
kedua kakaknya telah meninggal.
* *
* *
Untuk pertama dan
terakhir kalinya Dira mencium kening sahabatnya. Lima sahabatnya tak kuasa melihat jenazah
Romy terbujur kaku. Meskipun fisik rusak Romy begitu manis dengan senyumnya.
Saat jenazah akan disahalatkan, sahabatnya ikut menyolatkan. Kebetulan Dira
bertemu Ida teman SMP yang juga sepupu Romy.
“Da, tahu nggak aku
ma anak-anak nolak dia waktu Romy ngajak liburan ke aku, aku nyesel Da!!!”
lirih Dira.
“Kami sekeluarga
Sabtu besok ke Pangandaran, Dir!!!” Ida terisak-isak menangis!!!”
“Ya………..Allah !!!”
* *
* *
Hari berganti hari bulan
berganti bulan. Sangat terasa ada yang kurang keenam sahabat Romy menjalankan
hari kini tiada lagi, senyum sumringah seorang Romy, tatapan tajamnya, seorang
yang selalu BT saat keenam sahabatnya menghayal akan sekolah Hog Wart Harry
Potter. Kini tiada lagi sang Romy, takkan ada.
“Aku dan kalian juga
tahu. Tanpa dia, kita akan susah untuk bersama, untuk kompak seperti dulu. Aku
minta kita harus semangat, semangat menjalani hari demi sahabat kita Romy”
pinta Cacha.
Tujuh sabahat yang
kini tinggal berenam, berusaha dengan kuat menjaga persahabatan mereka. Meski,
kesalahpahaman selalu datang. Banyak orang-orang baru menghiasi hari mereka.
Entah sampai kapan persahabatan ini akan tetap terjalin. Mereka hanya berharap
tidak seperti kupu-kupu hewan yang mereka sukai hidupnya begitu singkat, sangat
singkat. Biarlah waktu yang menjawabnya.
Kenangan indah
bersama Romy takkan pernah pergi, keenam sahabatnya menggoreskan bait puisi
akrostik untuk mengenang Romy.
LIRIH
Riwayat
hidupnya selalu dikenang
Orang
takkan pernah melupakannya
Manisnya
hati dan parasnya selalu diingat
Ya
Tuhan mengapa Kau merenggutnya?
Antara
senang dan sedih aku menghadapinya
Ragaku
sadar, aku tak mungkin melihat bahu yang tegak itu
Inikah
akhir dari segalanya?
Yang
tak berakhir bahagia
Aku
ingin dia tak pergi, namun Kau berkehendak lain
Nafasnya
menjadi semangat bagiku dan lainnya menyambut hari esok
Tanpanya
kami berusaha berdiri tegak walau terasa rapuh terpincang-pincang
Indah
rasanya jika kami melihat dia, ditempat yang indah disisi-Mu
Tuhanku
Nopember 2008
Eka Kusumah Wardani
XII IPA 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar